Lima alasan menghadiri konferensi ilmiah

Sebagai akademisi, apakah wajib mengikuti konferensi ilmiah? Apa sih untungnya?

Seorang akademisi dituntut untuk melakukan penelitian dan mendiseminasikan hasil penelitian tersebut kepada komunitas ilmiah sambil di saat yang sama menunjukkan kontribusi penelitiannya terhadap tubuh keilmuan yang didalami.

Ada beberapa cara menyebarkan hasil penelitian dimaksud. Cara yang paling umum adalah menulis publikasi di jurnal ilmiah. Selain itu, cara lain adalah dengan menyajikan makalah di dalam konferensi ilmiah. Sayangnya, tidak banyak yang melihat nilai lebih dari konferensi ilmiah ini selain sebatas publikasi. Berikut ini beberapa manfaat dari menghadiri konferensi ilmiah.

  1. Bentuk publikasi
    Jelas, manfaat utama mengikuti konferensi ilmiah adalah untuk mempublikasikan karya kita di komunitas ilmiah. Beberapa konferensi ilmiah menawarkan penerbitan prosiding, yang di dalam dunia akademisi, adalah satu bentuk publikasi yang bernilai setara dengan jurnal. Beberapa konferensi yang lain tidak menyediakan prosiding, tapi menawarkan publikasi kolektif di suatu jurnal dalam bentuk Special Issue. Pengelola konferensi (atau session chair) bisa mengajukan proposal Special Issue kepada suatu jurnal, dan selanjutnya proses review manuskrip dikelola oleh pengusul (sebagai Guest Editor).
  2. Mengabari komunitas ilmiah atas apa yang sedang dikerjakan
    Saat artikel kita terbit di jurnal ilmiah, kita bersaing dengan ribuan hingga jutaan artikel lain untuk dikenali dan dibaca oleh orang lain. Konferensi ilmiah adalah wahana yang tepat untuk mempromosikan artikel ilmiah kita, sekaligus mempromosikan diri kita sebagai seseorang yang ahli/mendalami bidang tertentu. Dengan memberi kesan yang kuat di konferensi ilmiah, akademisi lain akan bisa mengasosiasikan bidang/topik/argumen ilmiah tertentu dengan diri kita, sehingga meningkatkan peluang sitasi.
  3. Menerima kritik dan masukan atas karya yang disajikan
    Beberapa akademisi seringkali membawa draft manuskripnya untuk dipresentasikan di sebuah konferensi ilmiah, untuk memperoleh masukan dari kolega dan akademisi lain. Tidak jarang bahkan, makalah yang dipresentasikan memang belum ‘tuntas’, dan di akhir presentasinya, pemakalah dapat meminta opini jujur peserta tentang arah pembahasan berikutnya. Bahkan, ada beberapa kasus di mana makalah yang disajikan berujung pada coauthorship atas paper yang lebih paripurna hasil masukan dan penulisan bersama akademisi lain di konferensi ilmiah.
  4. Mendapatkan update state-of-the-art penelitian di bidang yang dibahas di konferensi ilmiah
    Faktor penting dari menulis publikasi ilmiah adalah menunjukkan kontribusi dari penelitian kita terhadap tubuh keilmuan dan diskusi ilmiah terkini. Menemukan hal ini di dalam jurnal bisa jadi ibarat menemukan jarum di jerami — sulit untuk mengetahui karya mana yang relevan dan memiliki kebaruan di bidang tertentu. Melalui konferensi ilmiah, kita bisa memperoleh update langsung mengenai state of the art keilmuan, dan bertanya langsung tentang relevansi penelitian kita dgn tubuh keilmuan tersebut. Tidak jarang akademisi memperoleh bahan bacaan baru sepulang dari konferensi.
  5. Membangun jejaring peneliti untuk kolaborasi di masa depan
    Terakhir, seorang akademisi perlu melihat bahwa konferensi adalah sarana untuk membangun jejaring dengan peneliti di ranah internasional. Hal ini seringkali luput dari akademisi baru. Kita sering berkumpul dengan orang yang sudah kita kenal saja, atau terlalu terfokus pada menyajikan karya ilmiah kita sendiri tanpa adanya keingintahuan untuk mendalami karya orang lain, berkenalan, dan membangun jejaring. Kita juga sering terlalu terfokus pada konferensi besar yang berujung pada prosiding, padahal beberapa konferensi kecil, khususnya yang diisi oleh closely-knitted network, justru menjadi ruang yang ideal untuk saling berkenalan dan mengenal para akademisi dengan lebih dekat.

Share this post